Minggu, 03 Agustus 2014

PESTA LEBARAN


IDUL FITRI itu peristiwa keagamaan yang telah bercampur menyatu dengan pesta budaya. Begitupun Puasa Ranadhan, kehadirannya mengubah ritme sosial, pola konsumsi, serta mendatangkan atmosfir relegius dan damai yang begitu terasa. Kini kita memasuki penghujung Romadlon. Masyarakat sibuk bahkkan heboh menyambut datangnya lebaran Idul Fitri. Muncul perasaan gembira bercampur sedih setiap hendak berpisah dengan Romadlon yang agung dan mulia. Romadlon menjumpai kita menebarkan janji-janji rahmat dan ampunan Illahi.  Lega, sedih, dan haru bercampur menjadi satu. Rasanya ingin menangis dan tersenyum berpisah dengan Romadlon.  Dengan berpuasa kita melakukan transendensi diri, mengampbil jeda dan jarak  dari rutinitas hidup yang mungkin telah membuat kita bekerja bagaikan sebuah mesin tanpa ruh. Semoga capaian dan penguatan ruhani selama Romadlon akan membekali kita dihari-hari dan bulan mendatang. Idul Fitri menandai berakhirnya bulan puasa lalu kita kembali menapaki hari-hari biasa.Semoga kita mampu menjalani dengan cara pandang baru., dengan ketajaman mata hati. 


 
















penulis naskah dan foto : mBah Sakrip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar